Logo Pondok Pesantren Hidayatush Sholihin

Hidayatush Sholihin

Pondok Pesantren

Tentang Kami

Mengenal Lebih Dekat Hidayatush Sholihin

Perjalanan panjang dalam mencetak generasi yang berakhlak mulia dan berilmu

Sejarah Pesantren
Sejarah Kami

Perjalanan Bersejarah

LETAK ponpes yang berdiri sejak 1988 ini tidak jauh dari garis pantai wilayah administratif Kecamatan Jenu. Jaraknya kurang lebih hanya 1 kilometer. Dulunya, ponpes ini hanyalah surau kecil. Setelah berkesinambungan dengan zaman, kini berkembang dan memiliki banyak santri.

Pengasuh Ponpes Hidayatus Sholihin KH Saifun Nasir menuturkan, pendiri pondok yang sekarang diasuh adalah KH Soleh Nurhadi. Muasis yang dimaksud merupakan ayahnya sendiri. ‘’Berdirinya sekitar tahun 1988,’’ katanya kepada Jawa Pos Radar Tuban kemarin (19/4).

Mulanya, terang Kiai Saifun, ponpes ini hanya bangunan musala kecil. Warga setempat menyebutnya langgar, yang dibangun menggunakan kayu. Selain untuk salat, juga difungsikan sebagai tempat mengaji warga sekitar. ‘’Saat awal dulu, tempatnya tidak di sini (Desa Beji, Red) di dekat Pantai Mangrove sana (wilayah adiministratif Desa/Kecamatan Jenu). Setelah itu baru dipindah ke sini,’’ tuturnya.

Setelah pindah itulah, kemudian ada beberapa perempuan yang ingin nyantri. Namun saat itu belum menjadi pondok. Singkat cerita, hingga akhirnya ada salah satu tokoh masyarakat bernama Kiai Mukhtar Mustaqim dari Desa Kaliuntu, Kecamatan Jenu memberikan saran kepada Kiai Soleh untuk mendirikan sebuah pondok. Setelah melalui proses musyawarah, akhirnya ponpes berdiri dan menerima santri untuk bermukim. ‘’Tapi pada waktu itu (pondok, Red) belum memiliki nama,’’ terang Kiai Saifun.

Masyarakat sekitar dan para santri menamainya Pondok Mbah Soleh. Nama itu merujuk pada sang muasis. Hingga suatu ketika datang salah satu tokoh masyarakat bernama Haji Umar ke pondok tersebut. Baliau adalah sahabat karib KH Abdul Hamid Pasuruan. Dalam momen silaturahmi itulah, Haji Umar menyampaikan bahwa dirinya memimpikan area pondok tersebut ramai orang sedang menimba ilmu. Dan dalam mimpi tersebut, ada salah satu orang menyebut tempat itu adalah Hidayatus Sholihin. Dari situ, akhirnya dirujuk menjadi nama ponpes. ‘’Jadi, yang memberi nama itu bukan inisiatif ayah saya (Kiai Soleh Nurhadi, Red). Melainkan mimpi dari seseorang,’’ ujarnya.

Didirikan
Berkembang
Masa Depan
Visi & Misi

Arah & Tujuan Kami

Visi

Pandangan ke Depan

Menciptakan generasi yang berilmu, mandiri, serta berakhlakul karimah yang berorientasi pada ahlus sunnah wal jama’ah An Nahdliyah.

Misi

Langkah Strategis

1. Meningkatkan kemampuan santri dalam memahami Al-Quran, Al-Hadits, dan kitab turast

2. Membiasakan santri berfikir kreatif, inovatif, dan berakhlakul karimah

3. Membentuk santri memiliki iman, ilmu, dan berjiwa Qur’ani

4. Membentuk kesiapan santri untuk terjun dalam kehidupan bermasyarakat

Bergabunglah Bersama Kami

Mari wujudkan cita-cita menjadi bagian dari generasi yang berakhlak mulia dan berilmu